Kamis, 10 November 2011

Laporan Dan Usul

A. LAPORAN

 1. Pengertian Laporan

 Laporan merupakan suatu jenis dokumen yang sangat bervariasi bentuknya, dan sebab itu sukar diberi suatu batasan pengertian yang jelas. Variasinya mulai dari suatu bentuk laporan yang sederhana berbentuk angka-angka sebagai suatu gambaran mengenai perkembangan suatu persoalan, sampai kepada laporan yang terdiri dari beberapa jilid buku yang masing-masing terdiri dari ratusan halaman. Ada yang berbentuk isian formulir-formulir yang standar, ada yang berbentuk surat, ada pula yang berbentuk buku.


 2. Dasar-dasar Laporan

Sebuah laporan bertolak dari beberapa dasar, yaitu : orang yang memberi laporan, pihak yang menerima laporan, dan sifat dan tujuan umum laporan.

a. Pemberi Laporan

Laporan melibatkan orang atau pihak yang memberi laporan. Pemberi laporan dapat berupa perseorangan, sebuah panitia yang ditugaskan untuk maksud tertentu. Atau laporan dapat pula dibuat oleh perorangan atau badan kepada seseorang atau instansi yang dianggap perlu mengetahuinya walaupun tidak diminta.

b. Penerima Laporan

Laporan bukan hanya dibuat oleh seorang atau suatu badan, tetapi laporan juga ditujukan atau akan disampaikan kepada seorang atau suatu badan. Yang menerima laporan itu adalah orang atau badan yang menugaskan, atau orang atau badan yang dianggap perlu mendapatkan laporan itu.

c. Tujuan Laporan

Tujuan sebuah laporan tergantung dari situasi yang ada antara pemberi laporan dan penerima laporan. Bila pemberi laporan adalah orang yang ditugaskan untuk meneliti masalah tersebut, maka tujuannya ditentukan oleh pemberi laporan.

3. Sifat Laporan

Sifat laporan tergantung dari keberhasilannya dalam memenuhi fungsinya yaitu mempengaruhi pembaca seperti yang diharapkan. Hasil yang diharapkan dapat berwujud perbaikan, perubahan, bantuan, perkembangan, penegasan sikap, pengambilan keputusan, sejalan dengan tujuan laporan itu.

4. Macam-macam Laporan

Laporan-laporan umum (untuk perusahaan dsb.) dapat dibagi-bagi lagi sesuai dengan bentuk dan maksudnya.

a. Laporan berbentuk Formulir Isian

Laporan ini berbentuk formulir isian yang telah disiapkan blangko daftar isian yang diarahkan kepada tujuan yang akan dicapai.

b. Laporan berbentuk Surat

Laporan yang mengambil bentuk ini tidak banyak berbeda dengan sebuah surat biasa, kecuali bahwa ada sesuatu subyek yang ingin disampaikan agar dapat diketahui oleh penerima laporan.

c. Laporan berbentuk Memorandum

Laporan berbentuk memorandum ini sering digunakan, biasanya dipergunakan untuk suatu laporan yang singkat dalam bagian-bagian suatu organisasi, atau antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja.

d. Laporan Perkembangan dan Laporan Keadaan

Laporan perkembangan adalah suatu macam laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan, perubahan, tahap mana yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Sebaliknya, laporan keadaan itu mengandung konotasi bahwa tujuan dari laporan itu adalah menggambarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.

e. Laporan Berkala

Laporan semacam ini selalu dibuat dalam jangka waktu tertentu. Laporan ini dapat dibuat dengan bentuk formulir isian, atau dalam bentuk memorandum.

f. Laporan Laboratoris

Laporan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil dari percobaan atau kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium. Unsur-unsur yang paling penting dari suatu kerangka laporan laboratoris :
(1) Halaman Judul
(2) Obyek, atau tujuan
(3) Teori : menyangkut teori mana yang diterapkan
(4) Metode : prosedur-prosedur yang ditempuh
(5) Hasil-hasil yang dicapai dalam percobaan ini dengan mempergunakan metode di atas
(6) Diskusi atas hasil yang telah dicapai dalam percobaan
(7) Kesimpulan
(8) Apendiks
(9) Data asli

g. Laporan Formal dan Semi-formal

Laporan formal adalah laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, sedangkan nadanya bersifat impersonal dan materinya disajikan dalam suatu pola struktur seperti yang terdapat dalam buku-buku. Istilah dari laporan ini yaitu : laporan formal, laporan semi-formal, laporan non-formal, laporan formil, dan laporan informil.

5. Struktur Laporan Formal

 
  A
Halaman Judul : memuat pokok atau topik laporan
Surat Penyerahan : kata pengantar pada sebuah laporan atau buku
Daftar Isi : daftar isi laporan
Ikhtisar atau Abstrak : bagian uraian yang sangat singkat atau suatu bagian dari tulisan yang menyampaikan suatu informasi yang penting dari sebuah laporan dalam bentuk yang sangat singkat
Pendahuluan : tujuan mengapa laporan itu ditulis
Isi Laporan : inti persoalan dari persoalan tersebut
Kesimpulan dan Saran : hal yang penting dari laporan itu dirumuskan, dan memberi kesempatan untuk pembaca memberi tahu jika ada yang kurang dari laporan tersebut
Bagian Pelengkap : bagian tambahan untuk melengkapi laporan jika ada yang kurang

6. Bahasa Sebuah Laporan

Bahasa yang dipergunakan dalam sebuah laporan formal haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. Selain itu juga menggunakan Bahasa Indonesia yang baku, bukan bahasa sastrawan.

7. Laporan Buku

Suatu macam laporan untuk kepentingan pendidikan atau perkuliahan di Perguruan Tinggi.


B. USUL

1. Pengertian Usul

Yang dimaksud dengan usul atau proposal adalah suatu saran atau permintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk mengerjakan atau melakukan suatu pekerjaan.

2. Sifat dan Jenis Usul

Usul dibuat berdasarkan sesuatu yang belum ada, walaupun barang yang diusulkan itu belum ada, penulis usul harus merangkaikannya sedemikian rupa sehingga dapat meyakinkan penerima usul. Jenis-jenis usul yaitu usul formal, semi-formal dan non-formal.

3. Usul Non-Formal

Usul-usul yang bersifat non-formal bentuknya beraneka ragam, tergantung dari penulis, atau kesepakatan antara penulis dan penerima usul. Kadang-kadang usul non-formal berbentuk memorandum atau surat. Usul non-formal selalu harus mengandung hal-hal berikut :

a. Masalah : masalah yang disampaikan dalam sebuah usul
b. Saran Pemecahan : saran-saran yang disampaikan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
c. Permohonan : penulis menyampaikan permohonan untuk melaksanakan pekerjaan yang khusus itu

4. Usul Formal

Usul yang memenuhi persyaratan bentuk tertentu. Tiga bagian utama usul formal yaitu :

(1) Bagian Pelengkap Pendahuluan : beberapa bagian yang mutlak perlu dimasukkan dalam bagian pelengkap pendahuluan ialah surat pengantar atau memorandum pengantar, halaman judul, ikhtisar atau abstrak, daftar isi, dan penegasan permintaan.

(2) Isi Usul : memuat uraian yang terperinci dari pekerjaan atau tugas yang akan dilakukan.

(3) Bagian Pelengkap Penutup : berisi bahan kepustakaan, lampiran-lampiran gambar, tabel, dan sebagainya yang dipergunakan dalam usul itu.

Senin, 31 Oktober 2011

Fotokopi Yang Ramah Lingkungan

Fotokopi yang ramah lingkungan itu sebaiknya dengan menggunakan kertas yang telah di daur ulang. Karena dengan itu kita dapat lebih mencegah pengaruh Global Warming yang sedang terjadi di bumi ini. Dengan kertas daur ulang juga kita jadi lebih melestarikan pepohonan di dunia ini, karena pepohonan merupakan ekosistem penting di kehidupan.

Kalau perlu fotokopian juga jangan sampai ada bahan yang mengandung karbon, karena itu merupakan polusi, dan itu sangat buruk bagi kesehatan kita. Oleh karena itu, mulailah dengan menggunakan fotokopi yang ramah lingkungan agar dapat menyelamatkan bumi ini dari pengaruh buruk Global Warming.

Baik Dan Buruk Pengaruh Iklan Di Televisi

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF IKLAN DI TELEVISI

Dampak positif yang bisa kita dapat dari iklan televisi termasuk banyak, yaitu kita jadi lebih mengetahui produk apa yang sedang unggul sekarang, diskon pada suatu tempat perbelanjaan, jadi lebih mengetahui apa yang baru di dunia ini, film baru dan sebagainya. Iklan pada televisi telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, karena iklan juga merupakan lapangan pekerjaan bagi yang bekerja di periklanan.

Sedangkan dampak negatif pada iklan yaitu mengenai produk-produk yang tidak begitu penting bagi kebutuhan primer kita, tetapi di iklan ditampilkannya sangat 'wah' dan rasanya kita perlu membeli produk tersebut. Tetapi itu hanya membuang-buang uang saja kalau hal yang seperti. Selain itu juga iklan yang mengenai gulat, perkelahian dan sebagainya, itu sangat buruk sekali bila dilihat, terutama kepada anak-anak, karena mereka melihat pada iklan tersebut sangat keren dan hebat, tetapi mereka tidak memikirkan dampak apa yang terjadi bila kita melakukan hal tersebut, dan itu sangat buruk buat mental dan kesehatan kita juga.

Ketika Berwirausaha Harus Menjadi Pilihanku

PENGUSAHA MUDA

Berwirausaha atau berbisnis itu tidak harus di mulai ketika kita dewasa, pada saat muda juga kita bisa berbisnis dan berwirausaha. Karena sukses itu adalah hak semua orang, oleh karena itu jika kita sudah mulai berwirausaha ketika masih muda justru itu sangat bagus, karena kita dapat belajar berbagai pengalaman untuk nantinya dijadikan bekal agar bisa mencapai tingkat kesuksesan.

Jika wirausaha jadi pilihan saya, tentu saya akan dengan sangat bersyukur menjalaninya, karena dari sekarang saya sudah mempunyai strategi bisnis yang akan saya jalani. Tidak harus memikir keuntungan dulu, tetapi bagaimana kita mengambil kesempatan di tiap peluang yang ada, karena dengan itu kita jadi lebih memiliki pengalaman bagaimana kita akan menjalaninya. Kunci sukses adalah berani menerima kegagalan, dengan kegagalan kita bisa belajar darinya untuk supaya lebih sukses lagi dalam melangkah.

Budayakan Membaca

PENTINGNYA MEMBACA

Membaca adalah salah satu hal yang krusial di kehidupan kita. Tanpa membaca, kita tidak akan bisa mengetahui segala hal yang berkaitan dengan pengetahuan umum, oleh karena itu pentingnya kita membaca dari saat kita berusia di bawah lima tahun. Karena dalam dunia pendidikan membaca itu hal yang sangat penting, karena segala pengetahuan yang dipelajari bersifat tertulis.

Apabila masuk ke dunia kerja, baca menjadi hal yang lebih penting lagi, karena segala data perusahaan bersifat tertulis, kalau kita tidak dapat membaca bahasa data yang disediakan oleh perusahaan, bagaimana kita bisa meraih puncak kesuksesan di dalam karir? Oleh karena itu, meskipun sudah dewasa kita harus tetap belajar dan memperlancar dalam hal membaca, karena itu sangat penting bagi kita.

Kamis, 27 Oktober 2011

Pengalaman Fitness Saya

Fitness merupakan kegiatan berolahraga untuk menambah berat badan, menurunkan berat badan dan membentuk otot. Fitness itu sangat penting untuk kesehatan kita, karena kita dapat mengambil banyak manfaat dari hal tersebut. Dulu saya sebelum mengenal yang namanya dunia fitness, badan saya sangat kurus dan kerempeng sekali dengan berat badan 46kg. Semenjak itu saya mulai sadar, saya harus menaikan berat badan, karena untuk ukuran pria, saya sangatlah kurus. Lalu saya mulai menginjakkan kaki di gym, saya belum tahu apa-apa mengenai fitness atau gerakan fitness pada saat itu. Saya mulai berkonsultasi dengan trainer di gym tersebut mengenai fitness dan apa saja yang harus saya lakukan untuk menaikan berat badan dan menaikkan massa otot. Setelah berkonsultasi dengan trainer tersebut, saya jadi sedikit tahu mengenai dunia fitness, lalu saya melakukan apa yang telah diberitahukan oleh trainer tersebut. Setelah 6 bulan rutin fitness, saya mulai merasakan dampak yang positif terhadap tubuh saya, berat badan saya naik, dan otot mulai membentuk. Pada saat itu saya mulai menikmati dengan yang namanya fitness, bahkan sampai sekarang saya masih rutin latihan di gym, sudah jelang 2 tahun. Pada tahun ini saya berkesempatan mengikuti ajang kontes L-Men Of The Year 2011 yang diselenggarakan bulan Mei lalu di Jakarta. Saya mengikuti kontes tersebut hanya ingin mendapatkan pengalaman saja, tidak ada tujuan untuk menang, yang penting saya bisa menunjukkan hasil saya selama saya latihan. Saya pun tidak masuk ke babak semifinal karena otot saya belum terlalu 'kering'. Tapi saya akan mengikuti ajang L-Men Of The Year lagi tahun depan. Itulah pengalaman saya selama fitness.

Dampak Globalisasi Terhadap Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima adalah orang yang dengan modal yang relatif sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang (jasa-jasa) untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat, usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal (Winardi dalam Haryono, 1989). Pedagang kaki lima pada umumnya adalah self-employed, artinya mayoritas pedagang kaki lima hanya terdiri dari satu tenaga kerja. Modal yang dimiliki relatif tidak terlalu besar, dan terbagi atas modal tetap, berupa peralatan, dan modal kerja.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen usaha dan pengelolaan modal yang dilakukan oleh pedagang kaki lima di Kawasan Malioboro, Selanjutnya penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dampak krisis ekonomi terhadap keberadaan pedagang kaki lima di Kawasan Malioboro dalam manajemen usaha dan pengelolaan modalnya, serta untuk mengetahui usaha pemberdayaan bagi pedagang kaki lima oleh organisasi atau pihak terkait sebagai bentuk perhatian dan pemecahan masalah terhadap kondisi krisis ekonomi saat ini. Metode penelitian Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel utama yang akan diteliti, yaitu (1) manajemen usaha pedagang kaki lima, (2) pengelolaan modal pedagang kaki lima, dan (3) dampak krisis ekonomi terhadap manajemen usaha dan pengelolaan modal pedagang kaki lima, serta (4) usaha pemberdayaan pedagang kaki lima di Kawasan Malioboro oleh pihak-pihak terkait.asil penelitian Kawasan Malioboro dihuni oleh berbagai macam pedagang kaki lima, antara lain : pedagang kaki lima yang berjualan dari pagi sampai malam hari yang berjualan bermacam-macam barang dagangan dan menghadap pertokoan - umumnya mereka anggota Koperasi Tri Dharma; pedagang kaki lima yang berjualan malam sampai pagi hari atau dikenal sebagai pedagang makanan lesehan - umumnya mereka juga merupakan anggota Koperasi Tri Dharma; pedagang kaki lima yang membuat atau menjual barang-barang kerajinan yang biasanya membelakangi pertokoan yang tergabung dalam Paguyuban Pemalni; dan pedagang kaki lima liar yaitu pedagang kaki lima yang tidak menjadi anggota Koperasi Tri Dharma maupun Paguyuban Pemalni yang berjualan di Kawasan Malioboro.Pedagang kaki lima di Kawasan Malioboro secara umum cukup berpendidikan (terbukti mayoritas telah lulus SLTP ke atas), namun karena persaingan mencari kerja yang begitu ketat dan kurangnya ketrampilan untuk memasuki dunia kerja di sektor formal, maka pilihan menjadi pedagang kaki lima menjadi salah satu alternatif pekerjaan. Manajemen Usaha dan Pengelolaan Modal Pedagang Kaki Lima Malioboro Manajemen usaha pedagang kaki lima mencakup asal barang dagangan, penentu harga barang dagangan, kelayakan harga barang dagangan, sikap terhadap pembeli, pengelolaan hasil usaha, waktu berjualan sekarang.
Sedangkan pengelolaan modal usaha pedagang kaki lima mencakup sumber modal usaha, asal modal usaha, jumlah modal usaha awal, taksiran nilai barang dagangan dan peralatan, pendapatan bersih rata-rata per bulan, banyaknya kebutuhan dari penggunaan pendapatan bersih rata-rata per bulan, dan hambatan pengelolaan modal usaha. abel 3 Perubahan Kebutuhan Dari Penggunaan Pendapatan Bersih Rata-Rata Per Bulan PERUBAHAN KONSUMSI HARIAN MODAL USAHA BIAYA PRODUKSI Tidak berubah 157 (78,5%) 178 (89,0%) 198 (99,0%) Lebih sedikit 6 (3,0%) 6 (3,0%) 1 (0,5%) Lebih banyak 37 (18,5%) 16 (8,0%) 1 (0,5%) TOTAL 200 (100%) 200 (100%) 200 (100%) 200 (100%) 200 (100%) 200 (100%) PERUBAHAN TABUNGAN BIAYA PENDIDIKAN PEMBAYAR HUTANG Tidak berubah 167 (83,5%) 179 (89,5%) 182 (91,0%) Lebih sedikit 28 (14,0%) 3 (1,5%) 12 (6,0%) Lebih banyak 5 (2,5%) 18 (9,0%) 6 (3,0%) TOTAL 200 (100%) 200 (100%) 200 (100%)Sumber : Data Diolah (1999) Bukti-bukti di atas menggambarkan pekerjaan sebagai pedagang kaki lima merupakan salah satu pekerjaan yang relatif tidak terpengaruh krisis ekonomi karena dampak krisis ekonomi tidak secara nyata dirasakan oleh pedagang kaki lima. Oleh karena itu diperlukan kesamaan gerak dan langkah pedagang kaki lima melalui keberadaan organisasi-organisasi pedagang kaki lima. Pemberdayaan melalui organisasi pedagang kaki lima perlu diupayakan. Temuan menarik di lapangan menunjukkan perhatian organisasi pedagang kaki lima kepada anggota cukup besar, namun demikian perhatian yang diberikan belum optimal karena masih sebatas mengorganisir dan mengatur keberadaan pedagang kaki lima dan dalam kondisi krisis ekonomi ini organisasi kurang mampu melakukan pemberdayaan (empowerment) pedagang kaki lima. Berbagai kinerja yang dihasilkan pedagang kaki lima pada saat krisis ekonomi menunjukkan tidak ada kaitan yang jelas antara upaya organisasi pedagang kaki lima dengan perubahan kinerja usaha. Bagaimanapun organisasi pedagang kaki lima belum mampu membantu pedagang kaki lima dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi dan keadaan ini sebenarnya menjadi tantangan yang masih harus diperhatikan oleh pihak-pihak terkait.